Jumat, 10 Mei 2013

perencanaan layout bangunan


Perencanaan Layout

1     Jenis-jenis bangunan
Secara umum, bangunan-bangunan dapat dibedakan menjadi :
U  Bangunan Berlantai Tunggal
Bentuk bangunan berlantai tunggal merupakan jenis yang palinng umum sekarang. Bangunan ini dapat melebar atau memajang sesuai kebutuhan dan dapat dengan mudah diperluas. Bangunan berlantai tunggal tidak mempunyai tangga-tangga, lift atau lerengan yang menghubungkan lantai-lantai. Pengangkutan bahan-bahan dari satu tahapan proses ke tahapan berikutnya lebih mudah dan tidak mahal karena dilakukan secara horizontal dan tidak naik turun. Peralatan-peralatan berat dapat diletakkan diatas fondasi yang terpisah dan biaya pembangunannya lebih murah.
Ada beberapa kelemahan bentuk bangunan berlantai tunggal. Bentuk bangunan ini memerlukan ruangan dasar yang lebih luas. Dan bila atap berbentuk datar serta tidak ada kaca pada langit-lanngit bangunan, diperlukan penerangan artifisial dihampir seluruh bagian pabrik. Sistem ventilasi dan pendingin udara (air conditioning) biasanya juga diperlukan.
U  Bangunan Bertingkat dan Arsitektur
Perkembangan arsitektur fasilitas dapat mempunyai dampak penting pada struktur biaya tetap dan variabel bangunan, seperti juga pada sikap para karyawan yang bekerja didalamnya. Karena sifat banyak industri dan karena investasi tetap yang sangat besar pada pabrik fisik banyak organisasi telah menggunakan pendekatan “kegunaan” terhadap bentuk dan esain fasilitas-fasilitas produksi mereka. Bagaimanapun juga, segala sesuatu telah  berubah dengan cepat banyak organisasi sekarang menghabiskan jauh lebih banyak dananya untuk merancang fasilitas-fasilitas mereka, dan mencoba untuk membuatnya baik secara fungsional ekonomis maupun secara arsitekur menarik.
Harga tanah yang terus naik akan memaksa perusahaan untuk membangun gedung bertingkat supaya dapat memanfaatkan semaksimal mungkin setiap meter persegi tanah. Hal ini tentu saja mengandung konsekuensi-konsekuensi, seperti penanganan bahan dalam pabrik akan lebih sukar, penerangan alam berkurang, dan sulit diperluas. Bangunan bertingkat lebih sesuai untuk organisasi-organisasi jasa, dimana bahan dan peralatan cukup ringan.
Bangunan juga dapat dirancang untuk menarik para karyawan, agar motivasi dan poduktivitas mereka lebih tinggi dalam pencapaian tujuan. Ini ditandai semakin meluasnya penggunaan karpet, dinding kayu, dan tata warna yang dikoordinasikan secara baik dalam bangunan-bangunan kantor. Bangunan adalah salah satu fasilitas yang paling produktif.
Bentuk-bentuk bangunan lainnya yang berkembang akhir-akhir ini adalah bangunan bawah tanah, bangunan tipe-kampus, bangunan dengan tempat-tempat terbuka, dan bentuk-bentuk khusus(seperti bentuk gergaji dan berdinding kaca). Bentuk bangunan bawah tanah biasanya untuk tempat penyimpanan barang (gudang) ataupun tempat parkir. Bangunan tipe- kampus mempunyai taman yang terawat, tempat-tempat terbuka, dan bahkan lapangan olahraga, dan terdapat beberapa bangunan. Pabrik tipe- kampus memberikan kenyamanan, perasaan lapang, tetapi memerlukan tanah yang luas dan biaya pembangunannya lebih mahal.
2     Faktor-faktor dalam Pertimbangan

Desain bangunan dan fasilitas lainnya harus direncanakan dan diperhitungkan sebaik-baiknya. Berbagai faktor penting lainnya antara lain sebagai berikut :
*      Biaya-biaya bangunan. Biaya fasilitas baru tergantung pada keperluan. Biaya-biaya tertentu saja berbeda-beda untuk daerah yang berbeda pula. Luas lantai yang diperlukan untuk mesin, perelatan , gerak karyawan dan sebagainya akan berpengaruh pada biaya per unit meter persegi. Perusahaan-perusahaan yang membangun pabrik baru dapat menerapkan perbaikan-perbaikan untuk menurunkan biaya;
1)      Penanganan bahan
2)      Supervisi
3)      Pemeliharaan
4)      Persediaan
5)      Pengiriman
6)      Asuransi
Penerangan biasanya juga dapat diperbaiki sehingga biayanya dapat ditekan. Semangat kerja karyawan dan kualitas produk meningkat, sehingga biaya tenaga kerja per unit produk turun.
*      Sistem komunikasi dalam pabrik. Dalam pabrik, para karyawan sering harus berkomunikasi satu dengan yang lain untuk memberikan dan menerima perintah atau pengarahan, serta mengirim dan menerima laporan-laporan dan berbagai pengarahan tertulis. Berbagai contoh peralatan komunikasi adalah sistem telephone atau intercom internal, komputer, kotak-kotak pelaporan kartu kerja (disebut “transactors”) radio dan televisi, dan sebagainya. Pemilihan sistem komunikasi ini akan mempengaruhi disain fasilitas.
*      Keamanan. Desain fasilitas perlu dipertimbangkan perlindungan terhadap desain-desain produk , formula-formula, dan rahasia-rahasia organisasi, serta kekayaan organisasi. Kamera-kamera televisi dapat ,membantu untuk memonitoring keadaan keamanan organisasi, selain sistem alarm atau peralatan tanda-tanda bahaya lainnya. Disamping itu perlindungan terhadap bahaya kebakaran internal juga penting sebagai pertimbangan keamanan.
*      Kebutuhan - kebutuhan ruangan. Desain fasilitas juga penting mempertimbangkan masing-masing kebutuhan ruangan untuk mesin, produk, ruang pelayanan  dan overhead. Ruang-ruang pelayanan seperti kebutuhan kamar mandi, ruang ganti pakaian, cafetaria, fasilitas-fasilitas kesehatan, ruang peralatan, persediaan dan sebagainya adalah penting sebagai fasilitas-fasilitas pendukung operasi-operasi manufacturing.
*      Peralatan penanganan bahan. Jenis peralatan penanganan bahan yang digunakan akan mempenngaruhi desain fasilitas. Pengangkutan bahan dengan truk atau fork lift memerlukan gang-gang yang lebih luas daripada dengan ban berjalan. Sedangkan overhead cranes memerlukan ruangan terbuka yang lebih luas.  
3     Desain Layout Fasilitas

Layout fasilitas harus dirancang untuk memungkinkan perpindahan yang ekonomis dari orang-orang dan bahan-bahan dalam berbagai proses dan operasi perusahaan. Jarak angkut hendaknya sependek mungkin dan pengambilan serta peletakan produk-produk dan peralatan- peralatan diminimumkan. Hal ini seharusnya menghasilkan minimisasi biaya penanganan dan transportasi, seperti juga penurunan waktu proses kerja dan mesin menggangur.
Penentuan layout peralatan dan proses produk meliputi pengaturan letak fasilitas-fasilitas operasi termasuk mesin-mesin, personalia, bahan-bahan, perlengkapan untuk operasi, penanganan bahan (material  handling), semua peralatan serta fasilitas untuk terlaksananya proses produksi dengan lancar dan efisien. Penentuan letak fasilitas-fasilitas produksi daam pabrik erat hubungannya dengan pendirian bangunan pabrik (building). Sering layout ditentukan lebih dahulu sedang bangunan menyesuaikannya. Bangunan yang sudah didirikan ini akan mahal bila diubah, ini berarti harus diusahakan seflexsibel mungkin, karena kemungkinan besar perusahaan harus melakukan relayout dengan adanya perubahan permintaan, penemuan produk baru, proses produksi baru, perubahan metode kerja, fasilitas-fasilitas produksi yang out of date, kecelakaan-kecelakaan dalam proses produksi lingkungan kerja yang terlalu pengab dan sebagainya.
Tujuan layout peralatan dan proses produksi pada hakekatnya merupakan optimasi pengaturan fasilitas-fasilitas opersai sehingga nilai yang diciptakan oleh sistem produktif maksimum. Selain itu perlu pula dipenuhi kebutuhan para karyawan dalam menjalankan proses produksi. Secara lebih terperinci, layout fasilitas bertujuan untuk menggunakan ruangan yanng tersedia seefektif mungkin, meminimumkan biaya penanganan bahan dan jarak angkut, menciptakan kesinambungan dalam proses produksi, menyederhanakan proses produksi, mendorong semangat dan efektifitas kerja para karyawan, menjaga keselamatan karyawan dan barang-barang yang sedang diproses, serta menghindari berbagai bentuk pemborosan.        
4     Macam-macam Layout

Terdapat 4 macam pola dasar umum layout. Pertama, Layout Fungsional yang berkenaan dengan pengelompokan mesin-mesin dan peralatan-peralatan sejenis pada suatu tempat(pusat) yang melaksanakan fungsi-fungsi yang sama. Kedua, Layout Produk berkenaan dengan pengelompokan mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk membuat produk-produk tertentu berdasarkan atas urutan proses produksi, dimana produk-produk bergerak secara terus menerus sebagai dalam suatu garis perakitan. Layout produk berorientasi pada produk yang sedang dibuat untuk mencapai volume produksi yang tinggi.
Ketiga, Layout Kelompok kadang-kadang diperlakukan sebagai macam layout yang terpisah, merupakan suatu variasi dari layout produk. Dalam layout kelompok bagian-bagian dan komponen-komponen produk yang sedang dibuat dikelompokkan menjadi semacam keluarga, dan berbagai area atau departemen dipisah-pisahkan untuk mengerjakan hanya komponen-komponen tersebut dapat melakukan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk membuatnya selesai.
Keempat Layout Posisi Tetap menempatkan produk-produk kompleks yang sedang dirakit pada suatu tempat, seperti pembuatan pesawat Boeing 747, kapal dan sebagainya. Kebanyakan perusahaan menggunakan secara kentara satu atau lebih pola-pola layout ini, tetapi mungkin juga mencakup semua macam layout pada berbagai derajat.
                    1.        Layout Fungsional

Layout fungsional (kadang-kadang disebut layout proses atau job lot) adalah pengelompokan bersama mesin-mesin dan personalia untuk melaksanakan pekerjaan yang serupa atau sejenis. Penggiliangan dilakukan disuatu departemen penggilingan, pengecatan di departemen pengecatan, pemprosesan data didepartemen komputer,dan tagihana dibayar di departemen hutang.
Kebaikan layout fungsional, layout fungsional menghasilkan penggunaan spesialisasi mesin dan personalia yang paling baik. Departemen-departemen fungsional juga flexsibel dan dapat memproses berbagai bermacam-macam produk. Mesin-mesin serbaguna dimana biasanya memperlukan biaya lebih kecil dibandingkan mesin-mesin khusus. Produk-produk atau jasa-jasa yang memerlukan operasi yang berbeda-beda dapat dengan mudah mengikuti jalur berbeda melalui fasilitas-fasilitas produksi.
Fasilitas-fasilitas fungsional tidak terpengaruh oleh kerusakan salah satu mesin, karena bisa dialihkan ke mesin lain yang mempunyai fungsi yang serupa, dan penundaan jarang akan mengganggu kemajuan pesanan-pesanan lain. Bila produk sangat bervariasi dan dibuat dalam jumlah sedikit biaya akan lebih murah dengan layout fungsional dibandingkan layout produk. Dan dengan mesin dan karyawan tidak saling tergantung, pola ini sesuai untuk pelaksanaan sistem upah borongan.  
Keburukan layout fungsional. Mesin-mesin serbaguna biasanya beroperasi lebih lambat dibandingkan dengan mesin-mesin khusus, sehingga biaya operasi per satuan lebih tinggi. Penentuan routing, scheduling, dan akuntansi biayanya memakan biaya karena setiap pesanan baru dikerjakan tersendiri secara terpisah. Penanganan bahan (materials handling) dan biaya transportasi dalam pabrik tinggi, karena produk-produk yang berbeda mengikuti jalur (route) yang berbeda pula. Hal ini biasanya tidak ekonomis untuk mempergunakan ban berjalan, sehingga truk-truk atau kereta dorong harus mengangkut barang dalam proses dari pusat mesin satu ke pusat mesin yang lain.
Bahan-bahan dalam pabrik bergerak lamban, sehingga konsekuensinya persediaan barang dalam proses relatif besar dan memerlukan ruang penyimpanan yang luas. Pesanan-pesanan kadang-kadang hilang. Dan juga sulit menjaga keseimbangan antara kebutuhan tenaga kerja dan mesin-mesin, serta sering terjadi proses membalik. Layout fungsional adalah palig baik bagi perusahaan yang memproduksi barang dalam volume-volume kecil dengan macam produk yang banyak. 
                    2.        Layout Produk

Layout produk atau sering disebut “layout garis lurus”, berarti bahwa kebutuhan-kebutuhan operasi produk mendominasi dan menentukan layout mesin-mesin dan peralatan-peralatan lainnya. Produk bergerak, biasanya terus-menerus mengikuti garis ban berjalan melalui tempat-tempat kerja dimana orang-orang dan / mesin-mesin melakukan pekerjaan yang menghasilkan produk akhir.  
Proses produksi terus-menerus (continuous) adalah paling baik untuk pola layout ini terutama bagi produk yang dibuat dalam jumlah yang besar. Produk dipindahkan oleh ban berjalan dari satu tempat ke tempat kerja ke tempat kerja lain baik secara terus-menerus maupun atas dasar ‘berhenti dan terus’. Ini menunjukkan bagaimana televisi, kompor, mobil, dan banyak barang-barang elektronik lainnya dibuat. Pada tempat kerja individual pekerjaan mungkin merupakan kerja tangan (manual), bicaranya dalam kerja perakitan, atau mungkin merupakan kerja mesin, biasanya dalam pembuatan komponen-komponen. Macam produksi ini sering disebut”layout Garis-Lurus”, walaupun kadangn-kadang garis berhenti pada suatu sudut dan berganti arah.
Bila pekerjaan adalah manual dan memerlukan bantuan peralatan, hampir di semua pekerjaan garis perakitan,operator biasanya mengerjakan dengan peraltan-peralatan yang mudah dijinjing (portable tools). Karena peralatan-peralatan ini harus cukup kecil dan ringan untuk dibawa, maka mempunyai kemampuan yang terbatas. Sebaliknya, produksi komponen-komponen yanng terus-menerus biasanya memerlukan mesin-mesin yang lebih besar, lebih mahal serba guna untuk mengecap, menempa, memotong, mengebor, menggrida, mengetam, mengikir,atau membuat sepotong besi menjadi tajam, sesuai ukuran, berbentuk atau rata seperti kebutuhan. Kebaikan dan keburukan layout perduksi merupakan kebalikan dari kebaikan dan keburukan layout fungsional.
                    3.        Layout Kelompok

Layout kelompok (group layout) memisah-misahkan daerah-daerah dan kelompok-kelompok mesin bagi pembuatan keluarga komponen-komponen yang memerlukan pemprosessan yang sejenis. Setiap komponen diselesaikan di daerah-daerah spesialisasi ini dengan keseluruhan urutan pengerjaan mesin dilakukan ditempat tersebut.
Beberapa kebaikan layout kelompok adalah penghematan biaya penanganan bahan: kemponen-komponen tidak harus diangkut dari sudut ke sudut pabrik yang berjauhan, dan lebih mudah untuk mengetahui dimana setiap kelompok produk berada. Waktu pengiriman dapat lebih tepat diperkirakan dan scheduling menjadi sederhana. Biaya penyiapan (set up) sering dapat dikurangi karena dapat mendasarkan diri pada operasi yang lalu, jadi membuatnya mungkin untuk mempergunakan bagian dari set up yang telah tersusun. 
                    4.        Layout Posisi Tetap

Layout posisi tetap (fixed position layout) sering digunakan untuk produk-produk besar dan kompleks, seperti pabrik-pabrik mesin itu sendiri,lokomotif,turbin listrik, kapal terbang , kapal laut, jembatan, dan rumah-rumah pabrikan. Dalam hal ini produk mungkin berada pada satu lokasi selama periode perakitan lengkap seperti dalam kasus pembuatan kapal. Atau mungkin tinggal di satu tempat untuk waktu yang lama barangkali beberapa minggu sampai pekerjaan tertentu dilakukan. Kemudian dipindhakan ke tempat perakitan lainnya dimana pekerjaan selanjutnya dilakukan secara total, hal ini mungkin berpindah-pindah hanya 4 atau 5 kalinya.
Ada sedikit kebaikan ekonomis metode tempat kerja tetap ini, kecuali menghindarkan biaya-biaya yang cukup tinggi karena produk dipindahkan dari satu tempat kerja ke tempat kaerja lain terlalu sering, mungkin pengaturan tempat kerja yang tetap merupakan satu-satunya kemungkinan cara merakit produk-produk besar.
Contoh Perencanaan Layout Pabrik

Beberapa langkah yang perlu dilaksanakan dalam perencanaan layout adalah:
*      Perencanaan produk berupa spesifikasi mengenai produk, seperti manfaat, fungsi, bentuk, ukuran, kualitas dan proses pembuatan, bahan yang diperlukan dll.
*      Menyusun urutan pekerjaan dalam proses produksi (routing)
*      Menetapkan perlengkapan yang diperlukan dan memilih mesin-mesinnya
Untuk melaksanakan ini maka faktor efisiensi dan faktor cadangan kerusakan harus diperhitungkan untuk masing-masing jenis operasi. Penggunaan faktor efisiensi dimaksudkan untuk menunjukkan adanya kemungkinan bahwa pabrik tidak beroperasi pada kapasitas penuh, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam schedulling. Semakin rendah faktor efisiensi maka semakin tinggi kebutuhan kapasitas.
Contoh Menentukan Kebutuhan Mesin:
Apabila direncanakan membuat 1.000 unit produk dan kemampuan mesin untuk membuat setiap satuan produk memerlukan 0,4 jam mesin, sedang faktor efisiensinya adalah 70%. Faktor cadangan kerusakan 4%, dan jam kerja per minggu 40 jam maka mesin yang diperlukan adalah:

dibulatkan menjadi 15 mesin
Waktu yang diperlukan untuk memproses tiap satu unit sebesar 0,4 jam mesin ditentukan berdasarkan waktu standar atau waktu yang diperkirakan dengan memperhatikan waktu cadangan.
Selanjutnya ditentukan juga mengenai kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
dimana k adalah jumlah kegiatan yang dilakukan, pi adalah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan i, dan Ri adalah jumlah kegiatan i yang dikerjakan selama seminggu., sedang Te adalah jam kerja per minggu dikalikan faktor efisiensi.
Contoh Menentukan Kebutuhan Staf
Suatu organisasi jasa memiliki dua kegiatan utama. Kegiatan A dan kegiatan B. setiap kegiatan A memerlukan waktu pengerjaan 4 jam, dan setiap kegiatan B membutuhkan waktu 1,5 jam. Setiap orang bekerja 40 jam per minggu waktu dengan diberi kelonggaran waktu untuk kepentingan pribadi dan kegiatan non rutin sebesar 20%. Beban kerja diperkirakan untuk kegiatan A sebanyak 40, dan kegiatan B sebanyak 60. Tentukan jumlah minimum staff yang diperlukan!
Faktor efisiensi = 1- 0,20 = 0,80
Jadi jumlah minimum staff yang dibutuhkan adalah sebanyak 8 orang.
Analisis keseimbangan urutan pekerjaan (travel charting), pemetaan, aliran dan penyusunan diagram block layout
Masalah yang menonjol yang dihadapi di dalam perencanaan layout garis khususnya adalah masalah keseimbangan aliran proses produksi (Line Balancing), yaitu keseimbangan antara kapasitas departemen atau mesin yang satu dengan kapasitas departemen atau mesin berikutnya di dalam proses produksi. Apabila keseimbangan ini tidak dijaga maka akan berakibat terjadinya penumpukan barang setengah jadi pada suatu bagian atau mesin tertentu, atau dapat pula berakibat terjadinya pengangguran kapasitas mesin tertentu dalam jumlah yang besar.
Ketidakseimbangan dalam arus proses produksi dapat terjadi karena dua hal, yakni:
Flow-blocking delay, penundaan yang terjadi ketika suatu tahap produksi menyelesaikan satu unit tetapi tidak dapat diproses ke tahap berikutnya karena penyimpanan atau antrian barang dalam proses pada proses tahap berikutnya telah penuh.
Lack of work delay, terjadi ketika suatu tahap produksi tertentu telah menyelesaikan prosesnya, namun terpaksa berhenti berproses karena tidak ada unit yang menunggu diproses.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar