Pengertian, Prosedur,
dan Sistem Rekrutmen Dan Seleksi
Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan,
mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar sekolah
sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan
dalam perencanaan sumber daya manusia.
Tujuan dari rekrutmen adalah mendapatkan calon karyawan sebanyak mungkin
sehingga memungkinkan pihak manajemen (recruiter) untuk memilih atau menyeleksi
calon sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh sekolah. Semakin banyak
calon yang berhasil dikumpulkan maka akan semakin baik karena kemungkinan untuk
mendapatkan calon terbaik akan semakin besar.
Hasil yang didapatkan dari proses rekrutmen adalah sejumlah tenaga kerja yang
akan memasuki proses seleksi, yakni proses untuk menentukan kandidat yang mana
yang paling layak untuk mengisi jabatan tertentu yang tersedia di sekolah.
Seleksi adalah proses penentuan, pemilihan dan penetapan orang orang tertentu
yang akan diterima sebagai tenaga baru/ pegawai setelah terlebih dahulu
diadakan proses rekrutmen.
Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi merupakan tugas yang sangat penting, krusial,
dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini karena kualitas sumber daya
manusia yang akan digunakan sekolah sangat tergantung pada bagaimana prosedur
rekrutmen dan seleksi dilaksanakan.
Paradigma Rekrutmen dan Seleksi
Ditengah keterpurukan pembangunan ekonomi bangsa ini sangatlah dibutuhkan
generasi baru yang mempunyai kesiapan mental untuk berbuat, bertindak secara
konkrit (bekerja) yang dibarengai dengan kecerdasannya. Ada banyak cara pandang
dalam melihat, memahami bahkan membentuk manusia itu sendiri karena dia
diciptakan dengan potensi yang komplek dan tergantung paradigma yang dipakai
dalam mendidiknya dan membuatnya belajar, termasuk dalam hal ini adalah
paradigma yang dipakai dalam melakukan proses rekrutmen dan seleksi pegawai
baru.
Dalam amatan penulis berikut beberapa paradigma yang bisa dijadikan pedoman
dalam melakukan rekrutmen dan seleksi dalam kaitannya dengan tindakan kerja :
a. Human Thingking
Adalah paradigma yang hanya memahami pelamar hanya dari dimensi berfikir saja
sehingga dalam proses mencari dan menentukan pilihan hanya dan murni
berlandaskan pada sejauh mana kemampuan analisa, menyimpulkan, dan kreativitas
alternatif- alternatif untuk menyelesaikan masalah yang dia hadapi sehingga
hubungannya hanya dipandang dari relasi berfikir saja.
b. Human Working
Adalah cara pandang yang hanya memahami calon pelamar dari dimensi kerjanya
saja. Cara pandang ini melihat dam memahami manusia hanya dari kesiapan
mentalnya untuk bekerja dan melakukan segala sesuatu secara konkrit segala hal
yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnnya oleh sekolah, tidak mesti
pintar yang penting kuat untuk bekerja.
b. Human Original
Cara pandang seperti ini dalam proses rekrutmen dan seleksi hanya akan mencari
dan memilih orang yang belum berpengalaman sama sekali, tidak mesti pintar yang
penting bisa dibina, diarahkan dan dibentuk melalui upgreding SDM sekolah.
Alasan-alasan Dasar Rekrutmen dan Seleksi
Rekrutmen di laksanakan dalam suatu organisasi karena kemungkinan adanya
lowongan (vacancy) yang beraneka ragaman alasan, antara lain:
• Berdirinya organisasi baru
• Adanya perluasan kegiatan organisasi
• Terciptanya pekerja-pekerja dan kegiatan-kegiatan baru
• Adanya pekerja yang pindah ke organisasi lain
• adanya pekerja berhenti, baik dengan hormat maupun tidak hormat sebagai
tindakan positif
• adanya pekerja yang berhenti karena memasuki pension
• adanya pekerja yang meniggal dunia
Faktor-faktor Rekrutmen dan Seleksi
Jalannya suatu organisasi sangat di pengaruhi oleh lingkungan. Terdapat tiga
faktor lingkungan yang mempengaruhi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan
praktek-pratek rekrutmen, terutama di sektor publik yakni:
1) Economic Condition
Factor ekonomi sangat mempengaruhi rekrutmen karena akan menentukan penawaran
para pelamar bagi pekerja-pekerjaan pemerintah. Perekonomian yang stabil akan
mengurangi pemberhetian-pemberhentian di badingkan dengan pekerjaan-pekerjaan
di sektor swata.
2) Political Factor
Faktor-faktor politik mempengaruhi rekrutmen karma adanya kemungkinan
terjadinya prioritas-prioritas program pembangunan, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran relative bagi berbagai pekerjaan.
3) Peraturan-peraturan dan Keputusan-keputusan pengadilan
Peraturan-peraturan Affirmatif Action dan keputusan-keputusan pengadilan juga
mempengaruhi proses rekrutmen peraturan-peraturan itu menuntut agar
instansi-instansi pemerintah untuk lebih terbuka perihal bagaimana mengiklankan
lowongan-lowongan kerja.
Sistem Rekrutmen dan Seleksi
Rekrutmen dan seleksi pada dasarnya adalah bagian dari program pengadaan tenaga
kependidikan yang baru di sebuah lembaga pendidikan, upaya rekrutmen dan
seleksi dalam sebuah organisasi dilaksanakan oleh suatu panitia yang ditetapkan
oleh SK kepala sekolah, rektor atau apapun namanya dari pimpinan tertinggi dari
sebuah organisasi pendidikan. Komposisi dan kepanitiaan melekat pada jabatan
yang berkaitan dengan bidang pekerjaan kepegawaian.
Secara umum tipologi sistem rekrutmen dan seleksi dapat dilaksanakan dengan dua
cara:
1. Sistem Langsung
Sistem rekutmen dan seleksi semacam ini adalah sistem yang menerima secara
langsung terhadap seorang tenaga baru dengan langsung memberikannya SK dari
pimpinan tertinggi atau yang bertangung jawab. Adapun bentuk- bentuknya dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Pemupukan ekternal
b. Pemupukan internal
c. Bentuk terbuka
d. Bentuk tertutup
2. Sistem Tidak Langsung
Sistem ini adalah sistem rekrutmen dan seleksi yang menerima secara tidak
langsung terhadap tenaga baru dengan langsung memberikannya SK tetapi SK
diberikan setelah tenaga baru melewati masa orientasi yang berfungsi evaluatif
selektif dalam jangka waktu tertentu. Adapun bentuknya meliputi:
a. Orientasi selektif
Adalah proses orientasi beberapa orang yang telah diterima untuk bekerja di
lembaga namun masih berada dalam bingkai untuk memilih yang terbaik. misalnya
setelah A, B dan C dinyatakan diterima untuk bekerja tidak langsung mendapatkan
SK dari pimpinan sehingga statusnya bukanlah pegawai tetap. Mereka terlebih
dahulu diorientasi dalam waktu satu tahun untuk dievaluasi atau dinilai
kinerjanya untuk kemudian dipilih yang terbaik dan sesuai kebutuhan organisasi
yang kemudian barulah mereka mendapatkan SK setelah dinyatakan benar- benar
diteerima dengan terbitnya SK dari pimpinan tinggi.
b. Orientasi akumulatif
Adalah proses orientasi beberapa orang yang telah benar- benar diterima
semuanya dengan tujuan hanya untuk mengenalkan dan memantapkan cara berfikir
dan bertindak mereka sesuai dengan visi dan misi lembaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar